KEDIRI - Pasca terbentuknya susunan pengurus Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Kediri periode 2021-2026. Mas Dhito sapaan akrab Bupati Kediri mendukung penuh dan mensupport keberadaan FPRB.
Mas Dhito menegaskan apa yang menjadi kebutuhan dari Forum Pengurangan Risiko Bencana, pasti akan kami penuhi. Apapun bentuk yang menjadi kebutuhan.
"Mungkin nanti dari pihak forum tersebut bisa mengusulkan apa yang menjadi kebutuhan, nanti akan kita support, " kata Mas Dhito usai menggelar Rabu Ngopi di Pendopo Panjalu Jayati, Rabu (24/11/2021) sore.
Saat ditanya terkait titik rawan bencana di wilayah Kabupaten Kediri, mengingat saat ini sudah masuk musim hujan.
Mas Dhito mengatakan bahwa Pemkab Kediri sudah mulai memitigasi, mana saja titik-titik yang dinilai rawan bencana.
"Mulai dari daerah-daerah yang dianggap dataran tinggi. Seperti, Gunung Wilis, Gunung Kelud, lalu seluruh sudetan-sudetan dari waduk atau sungai-sungai yang ada di Kabupaten Kediri terus dipantau. Mulai dari Sungai Konto, Sungai Kolokoso, Hadisingat, dan masih banyak lagi sungai. Tanggul pun juga dimonitor, " terang Mas Dhito.
Baca juga:
Immanuel Macron VS Politisi Indonesia
|
Menurutnya, Sabtu Minggu lalu, pihaknya juga sudah menggelar rakor dengan seluruh camat. Satu per satu, camat ditanyakan potensi bencana di wilayah masing-masing.
"Dan nanti pastinya akan berkoordinasi juga dengan BPBD provinsi dan BPBD Pusat. Karena kalau sudah bicara soal bencana ini harus bareng-bareng, " urainya.
Pihaknya juga sudah memetakan potensi bencana di daerah lereng Gunung Kelud, yaitu memetakan jalan dari Desa Badali ke Desa Sempu, di Kecamatan Ngancar. Hal itu dilakukan sebagai antisipasi sebagai jalur evakuasi, kalau tiba-tiba Gunung Kelud bereaksi dalam hal ini mungkin aktif atau statusnya meningkat.
"Pemkab Kediri dalam memetakan titik-titik rawan bencana memang tidak mungkin bisa 100 persen. Pemkab Kediri hanya bisa meminimalisir (akibat bencana) kalau terjadi bencana, " ujarnya.
Mas Dhito juga menyampaikan bahwa beberapa waktu lalu telah terjadi bencana berupa tanah longsor di lereng Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar. Longsor tersebut menimpa pipa air sehingga memutuskan aliran air untuk warga.
"Tapi dengan kesiapsiagaan dan respons cepat dari BPBD Kabupaten Kediri, pipa air tersebut langsung diperbaiki yang memakan waktu sekitar 3 jam dan air bisa mengalir kembali, " tutup Mas Dhito. (prijo)