KEDIRI - Agenda rutin keliling Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana melakukan diskusi santai bersama 9 Kepala Desa se-Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri yang digelar tepat samping pintu masuk Makam Prabu Pandu Progolopati Desa Parang Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri, Rabu (2/6/2021)
Hadir dalam kegiatan diskusi bersama Mas Bup Dhito seluruh Kepala Desa.Yakni, Desa Banyakan, Jatirejo, Maron, Sendang, Tiron, Ngablak, Jabon, Manyaran dan Desa Parang.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana akrab dipanggil Mas Bup Dhito bahwa pertemuan kali ini, menerima masukan terkait persoalan di masing-masing desa. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi miss komunikasi, sehingga bisa menyamakan persoalan yang ada di desa. Mulai dari Musrendes, Murencam sampai ke Pemerintah Kabupaten Kediri.
Program dari Pemkab Kediri tahun ini fokus pada infrastruktur dan pertanian. Sementara, hasil dari diskusi dan mendengarkan keluhan kepala desa semua hampir sama mengeluhkan infrastruktur terkait kesulitan air di saat musim kemarau tiba untuk wilayah barat sungai Brantas.
"Maka dari itu Pemkab Kediri tahun ini menyiapkan anggaran yang besar untuk menangani persoalan air, baik air bersih dan irigasi dengan mendatangkan ahlinya, " ucap Mas Bup Dhito.
Lanjut Mas Bup bahwa Desa Sendang ini mengalami kesulitan air. Dikarenakan masih belum ada listrik masuk ke sawah. Mereka kesulitan untuk melakukan pompa air pada saat musim kemarau dan harus mengeluarkan biaya yang tinggi untuk membeli solar.
"Kita akan mendata dan melakukan upaya agar listrik bisa masuk ke sawah atau mungkin ada cara lain dengan cara komunikasi dengan ahlinya, " tutup Mas Bup Dhito.
Terpisah, Wahyuni selaku Kades Desa Banyakan menyampaikan, baru kali ini Bupati Kediri mau turun langsung mendengarkan keluhan seluruh Kepala Desa, khususnya yang ada di wilayah Kecamatan Banyakan.
Ia mengeluhkan kepada Mas Bup terkait luapan air sungai Bendokrosok. Kades yang lain juga mengutarakan keluhannya semua disampaikan kepada Mas Bup Dhito.
"Kami berharap momen seperti ini bisa kontinyu, karena kita sebagai kepala desa mendapat keluhan dari warga. Kita bisa menyampaikan keluhan warga kepada Mas Bup Dhito, " tuturnya.
Hal yang sama diungkapkan Daryono selaku Kepala Desa Parang mengeluhkan terkait gaji kepala desa sebesar Rp 3 juta, tetapi bengkok yang diterima sangat beda jauh, dengan Kades-kades yang ada di wilayah timur sungai Brantas. Kalau bengkok Desa Parang ini yang diterima sangat minim sekali.
Ia juga mengeluhkan pada saat musim kemarau untuk lahan pertanian kekurangan air. Apalagi kondisi wisata air terjun dan makam Kanjeng Eyang Gusti Prabu Pandu Pragolopati masih stagnan, belum ada peningkatan.
"Ada keinginan untuk membangun lokasi wisata air terjun leyangan masih butuh persetujuan dari Pemkab Kediri, " tutup Daryono. (prijo)