KEDIRI - Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 2 Kota Kediri berbasis riset, peningkatan dan pengembangan inovasi siswa madrasah, serta peningkatan dan pengembangan produk pembelajaran matematika, sains dan pengembangan teknologi bagi siswa siswi.
Rumah KIR Indonesia bekerjasama dengan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Kota Kediri mendampingi siswa siswi dalam pengembangan karya ilmiah remaja (KIR). Lomba KIR kali ini sebagai seleksi untuk berkembang di tingkat yang lebih tinggi.
MTs Negeri 2 Kota Kediri melaksanakan presentasi peserta lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) yang diikuti puluhan siswa siswi kelas 7 dan 8 digelar lantai 2 Gedung MTsN 2 Kota Kediri Jalan Sunan Ampel Kelurahan Ngronggo, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (20/3/2021) siang.
Bayu Satriyawan selaku Direktur Rumah KIR Indonesia asal Jakarta menyampaikan, bahwa perkembangan pembelajaran riset dimulai dari lingkungan internal terlebih dahulu. Sebelum anak-anak akan dibina secara menyeluruh untuk bisa dilakukan publikasi yang ilmiah dengan kolaborasi bersama lembaga-lembaga lain.
"Tentu saja dengan terobosan pembinaan yang baik akan melahirkan dan memunculkan sumber daya manusia yang unggul dan tercipta dari MTs Negeri 2 Kota Kediri ini, " ujar Bayu selaku Pemilik Rumah KIR bekerjasama dengan MTs Negeri 2 tahun ke-5 kepada media online indonesiasatu.co.id.
Ada beberapa bentuk karya ilmiah yang terlihat kemajuan sangat signifikan. Dicontohkan Bayu, ada siswa anak kelas 7 sudah mampu mengembangkan model aplikasi smart home berbasis bloothoot.
Sampai saat ini MTs Negeri 2 Kota Kediri ini, Dia sebagai pihak luar yang mengagumi hasil karya Madrasah ini sebagai sekolah berbasis riset dan percontohan riset Nasional.
"Saya apresiasi atas prestasi mereka dikancah Internasional selalu diawali dengan berproses dari hal yang kecil, " ujar Bayu.
Dikatakan Bayu tentang prestasi yang sangat menarik adalah ketika siswa kelas 8 MTs Negeri 2 berangkat ke Poenix dibawah LIPI mengikuti kompetisi LKIR LIPI dengan membuat sebuah penelitian pengereman menggunakan daun pisang.
"Ada yang harus dipahami prestasi internasional bukanlah sebuah tolak ukur keberhasilan sebuah riset. Tapi riset dikatakan berhasil, apabila memiliki banyak manfaat dan dilindungi ciptaanya, " tutur Bayu.
Bayu juga mengungkapkan bahwa MTsN 2 Kota Kediri ini memiliki guru-guru yang mengemban budaya riset tinggi. Hal itu dibuktikan mau berkolaborasi dengan rumah KIR Indonesia untuk datang secara independen menilai dan memberikan masukan dari tahap internal sampai keterlibatan pihak lainnya.
"Sampai saat ini prestasi yang sudah diraih MTsN 2 Kediri memiliki Laboratorium KIR, didalamnya ada beberapa hak cipta dari Kemkumham yang mendapatkan hak paten dan diakui dari dinas terkait, " jlentreh Bayu.
Bayu berpesan kepada siswa siswi MTs Negeri 2 Kota Kediri bahwa berproses tidak akan menukar kualitas dengan cara melakukan pembinaan yang baik akan mendapatkan kualitas riset yang baik. "Jangan melakukan sesuatu secara instan nanti akan menghasilkan hasil kurang baik, " pesannya.
Sementara itu, Enik Kurniawati, M.Pd selaku guru riset MTsN 2 Kota Kediri mengatakan bimbingan terus dilakukan pada siswa untuk terus melakukan penelitian dan pelatihan secara berkelanjutan.
Alhamdulillah beberapa prestasi siswanya menorehkan juara di tingkat Provinsi dan Nasional. Bahkan, baru-baru ini salah satu siswanya juga mengikuti lomba karya ilmiah remaja tingkat Internasional di Arizona Amerika, " ungkap Enik.
Terpisah, Nafisa Rizki Arinandita (14) dan Fella Hasna Lutfi (14) siswi kelas 8 MTsN 2 Kota Kediri mengatakan, bersama karya ilmiah yang membuat sebuah komik, dengan judul Lindudina singkatan dari Lindungi diri dari Corona, komik tersebut yang menceritakan upaya-upaya pencegahan penularan virus corona.
Karya ilmiah sebagai media melatihkan kemampuan literasi siswa dalam mempersiapkan asesmen kompetensi minimum siswa SD. Kami bersama tim berdiskusi sama Fella mendapatkan pengarahan dari Ibu Enik sebagai guru pembimbing.
"Alhamdulillah mendapatkan juara I Lomba Mico yang digelar di MAN 2 Kota Kediri. Kemarin juga Korean Engenireng Sain Fair (KESF) di Korea dengan cara online mengirim fullpaper dapat medali perunggu, " ungkapnya. (prijo)