KEDIRI - Sesuai janji saat kampanye lalu, program Ngopi Bareng, hari ini perdana direalisasikan oleh Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana dan Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa, saat pilkada kemarin.
Program Ngopi bareng bersama Mas Bup Dhito digelar dengan dikemas sangat sederhana dengan duduk lesehan di aula pendopo Alon-alon Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jum'at (5/3/2021).
Program Ngopi mengandung arti 'Ngobrol Persoalan dan Solusi' yang dilaksanakan 3 sesi, yakni sesi pertama pukul 13.00 WIB berjumlah 25 orang, sesi kedua pukul 14.00 sebanyak 25 orang dan terakhir sesi ketiga pukul 15.00 WIB dengan jumlah 25 orang.
Usai ngopi bareng bersama warga, Mas Bup Dhito menemui awak media menyampaikan, acara ngopi bareng yang dilakukan setiap hari Jum'at ini dibagi tiga sesi karena kondisinya masih pandemi. Apalagi dikawal ketat oleh petugas Satpol PP Kab Kediri dan menerapkan protokol kesehatan sangat ketat.
"Pada bulan Maret nanti akan kita launching aplikasi Halo Mas Bup, fungsinya untuk menampung keluhan dan saran dari masyarakat Kabupaten Kediri. Baik itu permasalahan mengurus KTP, surat perizinan yang tidak jadi-jadi. Dengan aplikasi Halo Mas Bup ini akan membantu masyarakat mencari solusinya, " ucapnya.
Mas Bup mengatakan bahwa untuk Aplikasi Halo Mas Bup sudah kita persiapkan dengan melakukan pelatihan ke 18 satuan kerja, nanti dalam waktu dekat akan kita launching.
Sebentar lagi, Kabupaten Kediri mau ulang tahun. Kebetulan ada teman-teman media dimana pendopo Kabupaten Kediri sampai saat ini belum ada namanya.
"Saya sedang mencari nama yang paling pas untuk pendopo ini, akan saya libatkan dari tokoh agama, budayawan, masyarakat dan juga pemerintah daerah, " ujarnya.
Dikarenakan, kenapa saya getol sekali ingin memberi nama pendopo ini. Pendopo adalah simbol pemerintah daerah. 'Saya harapkan di tanggal 25 Maret nanti pada saat Hari Jadi Kabupaten Kediri sudah punya nama, " harapnya.
Masih terkait nama pendopo yang pasti teman-teman budayawan yang paham sejarah nanti akan kita libatkan. "Kita akan memunculkan tiga nama dan kita sebarkan ke masyarakat nanti nama yang pas buat pendopo Kab Kediri, biar masyarakat yang memilih dan memutuskan, " tegasnya.
Disinggung terkait kapan wisata Gunung Kelud dibuka kembali. Mas Bup Dhito menuturkan, kondisi saat ini masih pandemi sangat dilematis, karena kalau wisata gunung Kelud kita buka pasti semua minta dibuka.
"Karena saat ini kondisi Kabupaten Kediri masih zona orange nanti kalau sudah zona hijau saya baru berani buka tempat wisata, " ucapnya.
Hari pertama antusias masyarakat sangat bagus sekali. Program ngopi bareng ini Dikatakan Mas Bup Dhito terus terang saya deg-degan, kalau yang datang 1.000 orang saya pusing nanti.
Untung hari ini kita batasi dan bagi warga yang tidak bisa masuk kita beri kartu nanti akan diprioritaskan di Jum'at depan. Alhamdulillah masyarakat di hari pertama ngopi bareng sadar betul atas protokol kesehatan.
"Akan tetapi, kalau melihat wilayah Kabupaten Kediri sangat luas sekali. Saya tidak bisa menjangkau dalam waktu satu minggu, satu bulan atau satu tahun. Saya menghimbau kepada masyarakat untuk hadir ke pendopo setiap hari Jum'at, bagi warga yang punya persoalan, saya yang mencarikan solusinya, " himbau Mas Bup Dhito.
Terpisah, Suroso (29) warga Desa Keniten Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri usai mengikuti ngopi bareng dengan Mas Bup Dhito.
Ia sangat apresiasi sekali dengan program ngopi bareng ini sangat bagus sekali dan bisa ditindaklanjuti di sesi selanjutnya untuk membahas permasalahan di Kabupaten Kediri.
Tahun inilah kita mendapatkan Bupati yang mau mendengarkan dan mengajak warga secara langsung dengan bertatap muka membahas permasalahan.
Namun, sayangnya tadi belum sempat bertanya keburu waktunya terbatas. "Kami dari GTT PAI dibawah naungan Kemenag hanya menginginkan minta bantuan agar bisa mendaftarkan di PKKK atau adeknya PNS, " harap Suroso.
Kami selaku GTT di Kabupaten Kediri sangat berharap bisa diundang secara langsung di pendopo ngopi bareng untuk membahas permasalahan-permasalahan yang ada, karena khususnya GTT kurang sejahtera. "Kami hanya mengharap satu kata sejahterakan untuk GTT, " tutup Suroso. (Adv/Kominfo)